Peternak Terkenal Didakwa Selundupkan 964 Cula Badak ke Asia

News

Enam orang, termasuk seorang peternak badak ternama, didakwa di Afrika Selatan karena terlibat dalam jaringan penyelundupan cula badak ke pasar gelap internasional. Dakwaan ini muncul setelah penyelidikan selama tujuh tahun oleh satuan polisi elite Hawks.

Para tersangka dituduh menyelundupkan 964 cula badak senilai 14,1 juta dolar AS (sekitar Rp 230 miliar) ke pasar ilegal di Asia Tenggara. Mereka menghadapi tuduhan penipuan, pencurian, dan pelanggaran undang-undang keanekaragaman hayati nasional.

Menurut hukum Afrika Selatan, perdagangan cula badak hanya legal untuk warga domestik, dan ekspor ke luar negeri tetap dilarang secara internasional.

Mantan pemilik peternakan badak terbesar dunia terlibat
Salah satu tersangka adalah John Hume, mantan pemilik peternakan konservasi badak terbesar di dunia, Platinum Rhino. Peternakan seluas 19.270 hektare di provinsi utara Afrika Selatan itu kini dikelola oleh LSM African Parks setelah dibeli pada 2023. Lokasi ini menampung sekitar 2.000 ekor badak—sekitar 15 persen populasi badak putih selatan yang tersisa di dunia.

Hume, yang kini berusia pertengahan 80-an, sempat mengundang kontroversi pada 2017 ketika menggelar lelang online selama tiga hari untuk menjual cula badak yang dipotong dari hewan-hewan miliknya—upaya yang ia klaim untuk mencegah pembunuhan oleh pemburu liar. Namun lelang itu hanya menarik sedikit pembeli.

Upaya perlindungan satwa liar terus digencarkan
Menteri Kehutanan, Perikanan, dan Lingkungan Afrika Selatan, Dion George, menyebut kasus ini sebagai bukti komitmen pemerintah dalam melindungi warisan alam negara. “Upaya Hawks menunjukkan bahwa aparat penegak hukum tidak akan ragu mengejar siapa pun yang mengeruk keuntungan kriminal dari satwa liar,” ujarnya.

Perdagangan ilegal cula badak
Permintaan cula badak di pasar gelap, terutama di Asia, sangat tinggi. Di sana, cula badak dianggap simbol status dan juga digunakan dalam praktik pengobatan tradisional, meski khasiatnya tidak terbukti secara ilmiah. Harganya per gram bahkan bisa menyaingi emas atau kokain.

Organisasi konservasi Save the Rhino menyambut baik penangkapan tersebut dan menyatakan dukungan terhadap langkah hukum yang diambil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *